Kematian


Kematian


Sesaat kusadar
Ternyata selama ini
Setiap hari aku selalu diawasi
Oleh temanku yang selalu menanti

Dia teman terbaik
Tetapi, aku tak ingin cepat berjumpa
Kalau bisa ingin ku menghindar darinya
Karena, itu akan menjadi yang terakhir kalinya

Kalian semua mengenal dia
Dia juga teman kalian
Yang selalu mengawasi kalian
Tapi apakah kalian sadar ?

Cepat !!
Kalian harus segera menyadarinya
Sebelum kalian mulai menyesal

~

Kematian, seperti yang kita ketahui bahwa kematian akan datang bagi setiap makhluk yang bernyawa tak terkecuali manusia. Namun kematian begitu banyak misteri, kita tidak tahu kapan ia datang, tak tahu apa yang akan terjadi setelahnya, tak tahu bagaimana ia datang, dan masih banyak lagi. Namun banyak manusia yang melupakannya, mereka tidak memanfaatkan hidupnya dengan sebaik-baiknya, mungkin mereka tidak sadar atau mereka lupa bahwa kapan saja mereka bisa mengalami kematian atau menyesal di kemudian hari.

Engkau Yang Jauh Disana


Malam ini, saya ingin membagikan sebuah puisi tentang curahan hati saya untuk seseorang. Walaupun saya tahu ia mungkin tak akan membacanya namun setidaknya dengan menulisnya disini saya bisa melepaskan segala beban yang ada di hati saya.

Engkau Yang Jauh Disana

Kau tahu ?
Semenjak pertama kali bertemu
Tidak bukan seperti itu
Tetapi saat pertama kali menatapmu

Ada rasa yang asing masuk
Perasaan yang tidak kumengerti
Yang tidak terdefinisikan oleh kata-kata

Memang, dulu rasa itu kuabaikan
Karena ketidakberdayaan diriku
Dan kepengecutanku saat itu

Namun saat ini, ku merasa gundah
Karena perasaan itu semakin menggebu
Tetapi tidak pernah tercapai olehmu

Sudah banyak kesempatan yang terlewat
Hanya saja kepengecutanku selalu menghantui
Memberhentikan langkah yang seharusnya kulalui

Malam ini adalah puncaknya
Hati ini semakin merasa gelisah
Karena dirimu yang semakin jauh

Tanpa kusadari, semakin lama kau semakin jauh
Hingga ku tak bisa mencapaimu
Hingga hatiku tak sampai kedirimu

Bisakah kita berjummpa kasihku ?
Akankah bisa kita bersama ?
Walaupun hanya sekejap ?

Jalan Kehidupan

Mohon maaf ya kepada para pembaca, untuk sementara ini saya akan jarang update karena ada beberapa alasan. Salah satunya saya sedang mencoba untuk membuat website dan itu butuh waktu yang lumayan panjang untuk mempelajarinya dan menyita waktu saya.


Jalan Kehidupan


Akhirnya kuputuskan
Sebuah pilihan hidupku
Keputusan yang amat penting
Untuk kehidupanku

Sulit sebenarnya
Untuk memutuskan mana yang paling tepat
Banyak rintangan yang harus dilewati
Banyak cobaan yang akan menanti

Namun semua itu harus dilalui
Dengan segala kerja keras dan ketekunan
Demi mencapai sebuah keinginan
Yang ku impi-impikan

Saat ini mungkin itulah langkah awalku
Langkah awal dari berjuta langkah yang harus ditempuh
Demi mencapai tujuan yang diinginkan
Dalam kehidupanku nanti

Kehilangan Arah Tujuan


Kehilangan Arah Tujuan


Malam itu begitu hening
Suara jangkrik pun tak terdengar
Hanya terdengar suara tangis
Seorang lelaki di pojokkan sana

Padahal sebelumnya ia terlihat ceria
Begitu girang menikmati hari
Tertawa dan tersenyum bersama temannya
Bercanda ria setiap hari

Hanya hari ini dia tampak begitu
Entah apa alasannya
Ia tak memberi tahu
Dia hanya meneteskan air mata

Tergesa seseorang menghampirinaya
Menanyakan ada apa gerangan
Namun ia hanya diam membisu
Mengabaikan perhatian orang itu

Gemercik hujan mulai turun
Membahasi keringnya jalanan
Menumpuk menjadi genangan
Bersama dengan gelapnya malam

Namun lelaki itu belum juga beranjak
Ia masih duduk membisu ditepi itu
Melihat dengan tatapan kosong
Kehilangan arah tujuan

Ada apakah gerangan
Hingga ia belum beranjak juga
Padahal hari yang cerah akan segera nampak
Namun ia masih berkutat dengan masa lampau

Mencari-cari jalan yang ingin ditempuh
Menerka-nerka jalan yang benar
Tapi tak sadar
Bahwa bahaya sedang menerjang

Hampa


Sebelumnya saya minta maaf, karena benar-benar berhenti memposting. Jujur saja saat ini saya sedang dilanda kegalauan karena yang namanya "Tugas" yang begitu membebani tubuh dan pikiran saya.

***

Hampa


Setiap hari terasa begitu sepi
Walau banyak orang disekelilingku
Namun disisi ini selalu kosong
Tidak ada yang mampu mengisi

Ku cari sosoknya kemana pun
Sekolah ... Rumah ....
Namun tak pernah ku berjumpa
Sosok yang cocok untuk melengkapi

Lelah rasa
Semua orang bagai memakai topeng
Hanya menunjukkan hal tabu
Membuatku semakin ragu

Putus asa ku mencari
Tapi tak kunjung juga kutemukan
Mungkinkan belum saatnya
Teriak batinku menangis

Semua imajinasiku terbang melayang
Menembus luasnya sang cakrawala
Penuh kisah romansa
Yang belum pernah menjadi nyata

Oh Tuhan ...
Aku tahu aku egois
Namun setidaknya berikanlah aku kesempatan
Untuk menjalin sebuah kisah kehidupan

Sebuaha kisah kehidupan abadi
Dengan bidadari surgaku
Yang tak akan rusak
Walaupun diterjang oleh waktu


Waktu Yang Tidak Tepat

Peperangan

Waktu Yang Tidak Tepat


Pagi ini ku terbangun
Diiringi dengan suara bising
Yang memekakan telinga

Kutunggu beberapa detik
Untuk menyadarkan diri
Akhirnya kuberanikan diri tuh melihat

Ternyata sebuah bom menyerbu
Serangan mendadak dari para penjahat
Berusaha menghancurkan pertahanan

Segera kuambil senjata
Bergabung dengan pasukan
Dan mendengar perintah komandan

Suara tembakan pun terdengar
Musuk sudah mulai menyerang
Sedangkan kami masih membuat barikade

Tembakan masih terus bergulir
Hingga barikade kamipun hancur
Sedangkan musuh masih melancarkan serangan

Kami pun terpojokkan
Para petinggi mulai meninggalkan kami
Berusaha melindungi diri

Perasaanku pun mulai gundah
Aku tak menginginkan peperangan ini
Dan aku tak mau mati, karena dia menunggu

Hingga pada akhirnya
Tiba-tiba pandanganku mulai gelap
Badanku terasa dingin

Akupun teringat sebuah janji
Antara aku dengannya
Namun sudah terlambat

Saat ku teringat, tidak mungkin lagu kulakukan
Karena sebuah peluru sudah menembus kepalaku
Menembus tengkorakku ...

Lamunan

Lamunan 


Dalam lamunanku
Teringat semua tentang dia
Sifatnya, kelakuannya
Dan juga kepelikkannya

Bagaikan benang kusut kurasa
Hubunganku dengannya
Tak bisa saling mengerti
Juga tak bisa saling memahami

Padahal setiap hari kita bertemu
Setiap hari bertatap muka
Namun tetap saja seperti itu
Aku tak mengerti mengapa

Hanya ada satu yang dapat ku mengerti
Aku dan dia berbeda
Semuanya sangatlah berbeda
Dan tak mungkin disatukan

Dalam hati kecilku pun menangis
Karena perasaan yang sulit dimengerti
Aku menginginkan bersama dengan dia
Namun juga tahu bahwa itu tidak bisa

Puisi Perdamaian

Puisi perdamaian
Source : Plimbi.com

Harapan Damai


Saat ini
Semua terlihat begitu damai
Terlihat begitu tenang
Dan juga terlihat tentram

Namun setelah kutelusuri
Itu semua hanyalah ilusi
Ilusi yang menutupi kebenaran
Menyembunyikan hal memuakkan

Semua itu terjadi di depan mata
Namun apa daya
Ku tak bisa melawannya
Aku tak punya kuasa

Mereka terlalu kuat
Mereka mengacungkan senjata
Tak peduli dengan nyawa
Membuatku semakin gentar

Menyampaikan pesan
Mungkin itu satu-satunya jalan
Untuk melihat kebenaran sesungguhnya
Di masa yang akan datang

Hari Spesial

Hari Spesial

Semua berawal sejak saat itu
Entang mengapa kita menjadi bersama
Awalnya tidak saling mengetahui
Menjadi selalu bersama

Biarpun hanya di sana
Tetapi tetap saja tersimpan di hati
Semua kenangan kita bersama
Yang bersama dilewati

Sampai pada akhirnya
Kita harus benar-benar berpisah
Karena tujuan yang sudah berbeda
Diantara kita berdua

Entah apa namanya persaaan ini
Aku tak mengerti
Walaupun hanya berbicara lewat media
Tetap saja diri ini merasa gembira

Sampai kau berkata
Bahwa hari itu adalah hari spesial baginya
Walaupun aku sudah tahu
Tetapi aku tidak bisa melakukan apapun

Kecuali mengagumimu secara diam-diam
Berharap yang terbaik bagimu,
Berharap tetap bisa berbicara denganmu,
Dan mengucapkan "Selamat Ulang Tahun"

Kumpulan Puisi (10)


Maaf nih sebelumnya karena tidak bisa update beberapa hari ini. Kebetulan saat ini komputer saya sedang rusak jadi agak sulit memposting sebuah post, inipun saya membuatnya di Notebook yang sering dipakai oleh kakak saya. Langsung saja, berikut adalah puisi buatan teman saya yang bernama Dian Nita Sari :

Gelora Kejayaan


Dunia hapuskan arti senyumannya
Bumi hentikan rotasi putarannya
Laut pun tumpahkan genangan airnya
Hingga daratan teteskan air mata laranya
Berharap insan akan menghiburnya

Alasan bumi meliput halusinasi
Lingkarnya terselubung ambisi demi ambisi 
Misi sengsarakan dunia menjadi ajang kompetisi
Tanda karakter citra bangsa tak terisi

Pertumpahan darah para penjajah keji
Manfaatkan peluang dan kondisi
Demi ciptakan Indonesia mati
Demi keserakahan nan jaya berdiri

Kemerdekaan yang lama menanti
Tak mematahkan semangat abadi
Demi Indonesia yang dijunjung tinggi
Ia kerahkan seluruh raga nan gigih

Berjuang dan terus berjuang
Beribu-ribu nyawa pun hilang
Dalam gelora para pejuang
Sampai semua darah terbuang

Saat titik darah penghabisan
Melangkah menjauhi kesia-siaan
Seluruh jiwa dipertaruhkan
Berbuah indahnya kemerdekaan

Wahai anak bangsa terpercaya
Berpijak ditanah indah budaya
Pondasi pun kokoh takkan goyah
Hindari lubang piluteraniyaya
Terbayang pahlawan bersusah payah
Perjuangkan budaya dan terus berkarya
Demi kita generasi bangsa bercahaya
Teguhkan hati terangkan semua daya
Untuk kemajuan Indonesia jaya

-

Pelipur Laraku


Dikeheningan malam
Terlihat awan begitu kelam
Bulan pun tersenyum muram
Hingga mata hatiku seakan terpejam

Duduk dalam kesendirian
Bersandar pada kenangan
Terlarut dalam ragam kesedihan
Akan segala kehancuran

Namun sang Ilahi dating
Menolongku dari segala kedukaan
Memberiku terangnya bintang
Menuntunku ke sinar benderan

Dalam doa kupanjatkan
Apa saja selalu kupintakan
Kebutuhan menjadi keserakahan
Tak tersadar bahwa hati dibutakan

Tuhan, maafkan aku tuhan
Aku hidup untuk berkewajiban
Namun aku juga yang melalaikan
Menjauhi semua yang diperintahkan

Tapi mengapa?  Mengapa tuhan?
Mengapa kau selalu beri aku jalan
Saat semua tak dapat ku andalkan
Namun kau ada dan bertahan
Pada jejak yang kulangkahkan

Tuhan…
Kau lah pelipur laraku
Terima kasih Tuhanku, Ya ALLAH.

-

Detik Kesunyian


Dikeheningan malam itu
Aku bergelimang kegelapanku
Yang kurasakan selalu
Membuatku seperti debu
Yang goyah oleh angin itu
Dan hujan yang diciptkan-Mu
Untuk arti sendiri dalam hidupku
Bagiku hujan dan angin itu
Adalah kesedihan dan tangisanku

Pandanganku pada langit kelam
Cahaya bulan pun meredup muram
Seakan-akan mulai tenggelam

Dan aku terbaring sambil melangkahkan
Untuk mimpi yang tak bisa kubangkitkan
Dalam gelap gulita lorong kesepian
Keramaian bahagia pun tak kudapatkan


Mungkin awan hitam tersenyum
Melawan badai yang menerjang
Namun hidupku tak serupa senyumnya
Dunia fana, namun bagiku maya

Kata Tanya memenuhi memori
Mengapa tuhan membiarkan ku seperti ini
Terus menerus dalam keheningan ini
Bahagia datang namun pergi lagi
Keterpurukkan silih berganti
Sampai aku terjatuh merintih
Namun apalah dayaku ini
Dengan keyakinan yang mengiringi
Aku pasti bertemu kebahagiaan sejati 

-

Narkoba


Langkah kaki menelusuri waktu
Menendang sayu terhompak debu
Terhalang kenyataan dunia terpilu
Namun tak mampu melawan peluh

Ku terpikir meniadakan semua itu
Dengan serpihan obat aku terpaku
Tak ku sadari  itu membunuh
Buat duniaku seolah kalbu

Jahatnya kau buatku terjatuh
Entah mengapaku memelukmu
Terus dan terus mencarimu
Walaupun aku tahu

Kau adalah serpihan debu
Dalam penderitaanku
Seharusnya aku tak bertaruh
Utamakan dirimu daripada nyawaku

Oh sungguh bodohnya aku
Aku termangu olehmu
Terkira kau selalu mampu
Menyelesaikan problemaku

Tapi kau malah rasuki tubuhku
Ingin lagi dan lagi menyentuhmu
Buatku seolah menggebu-gebu
Terbayang tanpamu aku tak mampu

Narkoba, Akan kubuktikan padamu
Aku sanggup danmampu
Membuangmu jauh-jauh
Melemparmu dari laraku

Narkoba…
Aku membencimu!

Kumpulan Puisi (9)

Puisi Buatan Bayu
Oke, berhubung saat ini saya sudah memasuki sekolah seperti biasanya. Maka saya minta maaf jadwal post akan saya kurangi menjadi 2 hari satu post. Nah lalu berikut ini adalah puisi buatan teman saya yang bernama Bayu, berikut puisinya :

Manusia Khilaf

(Muhammad Bayu Setiaji)

Tuhan…..
Di atas sajadah ku bersimpuh
Sang tangan pun menadah lantunan lantunan doa
Ketika sang mulut meminta ampun

Tuhan…..
Ku melantunkan doa doa
Ku minta seribu permohonan
Ku minta ampunanmu

Tuhan…
Kami ini manusa keji
Kami ni manusia hina
Manusia yang tak luput dari kesalahan

~

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

(Muhammad Bayu Setiaji)

Kau mengayuh sepeda bututmu
Kau mengayuh melewati jalan yang menghadangmu
Menuruni terjalnya bukit yang siap merenggut nyawamu
Keringat pun menyungai dari tubuh kurusmu

Namun dengan  rintangan itu
Kau lawan dengan niat mulia itu
Demi gedung disebrang itu
Demi para penerus nusantara

Mungkin kami tak sadar akan hal itu
Mungkin kami tak tahu
Tapi dengan semangatmu
Kami akan membanggakanmu

Terima kasih…..
Terima kasih atas ilmu yang kau beri
Terma kash atas semangat dan kerja kerasmu
Kau pahlawan tanpa tanda jasa guruku

~

Ibu

(Muhammad Bayu Setiaji)

Ibu….
Kau pelitaku
Kau pelindungku
Kau malaikatku

Terima kasih atas segalanya
Atas kasih sayangmu
Atas  perhatian mu
Atas ketulusan hatimu

ibu …
Aku akan selalu menyayangimu
Maafkan atas kenakalanku
Keegoisanku dan amarahku

Terima kasih ibu
Jasamu takkan terganti...

~

Pantai

(Muhammad Bayu Setiaji

Semilir angin meniup butiran pasir putih
Menyejukkan hati yang gersang
Tarian para pohon  kelapa
Membuat ku ingin bermain bersamanya

Ajaklah…..
Ajaklah aku bersama kalian
Ajaklah aku merasakan indahnya dirimu
Merasakan karya terindah sang kuasa
           
Aku ingin bernyanyi
Bernyanyi bersama burung burung
Memuji keindahanmu
Bersamamu aku merasa tentram

Puisi Malam Tahun Baru

Selamat tahun baru semuanya, tinggal menghitung hari kita akan berganti tahun. Apa yang kalian lakukan malam ini ? Kalau saya sih kumpul bareng sama temen. Update kali ini sesuai dengan event yang ada, berikut adalah puisi yang saya buat sendiri dengan tema Malam Tahun Baru :

Kemalangan Tahun Baru

Malam ini kududuk di tepi jalan
Diam termaku menatap awan
Merenungi semua yang sudah dilalui kemarin
Yang baik dan juga tidak baik

Kini tahun akan berganti
Orang-orang bersemangat menanti
Pergantian tahun di malam ini
Yang akan terjadi pada pukul 12 nanti

Mereka berkumpul bersama
Bermain petasan bersama
Meniup terompet bersama
Ada juga yang hanya berkumpul bersama

Namun berbeda denganku saat ini
Tidak ada yang spesial menurutku malam ini
Semua sama saja, tidak berbeda
Aku hanya duduk dan tidur di tempat yang sama

Tidak seperti orang lain
Aku tidak bisa bergembira
Hanya bisa menatap yang lain
Disaat mereka bergembira bersama

Bukan ini yang kuinginkan
Aku juga ingin seperti mereka
Hanya saja, tiada kuassa yang bisa kulakukan
Takdir belum memihak kepada saya

Tapi tidak apa
Sudah sering malam ini kulewati
Aku tetap bersuka ria
Walaupun hanya bisa menatap kembang api

Kumpulan Puisi (8)

Kali ini saya akan membagikan puisi buatan teman saya yang bernama Alief Fernanda Al Yarham, berikut adalah puisi buatan dia

Izinkan hambamu berubah

(Karya : Alief Fernanda Al Yarham)

Ya Allah....
Ampuni hambaMU yang tak berdaya ini
Yang selalu turuti hawa nafsu
Ada sedikit pengetahuan tertanam,memang
Tapi segunung ajakanl kiri selalu mengahntui

Ya Allah..
Hamba ingin jadihambaMU sejati
Tapi mengapa...?
Mwngapa ruh kekuatan belum juga tiba
Mengapa diri ini masih yang dulu
Yang tak berkembang.....yang tak beranjak
Yang tak melaju menjemput masa depan
Mengapa diri ini masih berdiam diri
Takluk dalam genggam birahi...?

Ya Allah....
Sirami kepadanya cahaya kekuatanMU
Untuk mengusir bisikan - bisikan palsu
Menepis pikiran-pikiran tanpa etika
Biarkan ia mejadi lebih baik
Biarkan ia berbenah diri
Berikan kepadanya kesadaran,sebenar-benarnya
Kesadaran
ya allah..
Hanya di ridhoi mu yang abadi
Abadi dan sejati

Ya.. Allah
Saksikan dan dukunglah
Niat hamba yang tak berdaya ini
Untuk berubah dan memperbaiki diri
Hamba memang sering ingkar janji
Maka hamba minta..
Maafmu terbuka tiap hari

~

Penjajah

 (Karya : Alief Fernanda Al Yarham)

Sore hari di dalam rumah
Kulihat sang surya mulai hilang
Tetapi suara itu belum juga sirna
Suara yang amat besar
Suara yang memekakan telinga

Ibu berkata tutup teliga mu nak
Itu suara meriam…
Aku pun bertanya
Akan kah ayahanda pulang?
Ibu tak tahu nak..
Ayah sedang berjuang melawan penjajah

Duaar.. seketika semua menjadi gelap
Aku pun terhuyung kebingungan
Samar samar terdengar
Awas ada ledakan
Api terus berkobar
Menyala dahsyat bagai neraka

Warga desa keluar berhamburan
Tiba tiba dibenakku teringat
Ibu…..
Ibuu dimana dia?
Ibu berkata dengan suara pelan
Lari nak  lari…

Aku pun pergi berlari entah kemana
Meninggalkan oibu tercinta
Seraya dalam hati berkata
Betapa jahatnya engkau wahai penjajah

~

Derita Alamku

 (Karya : Alief Fernanda Al Yarham)

Alamku..
Tempat tinggalku
Tempat bermainku
Juga surga duniaku
Alamkuu
Tempat yang sangat indah
Tempat yang memanjakan mata
Lagi jiwa..

Tetapi itu dulu..
Sebelum orang berjas itu tiba
Sebelum mobil baja itu tiba
Sebelum mesin mesin itu bersuara memekakan telinga

Pada hari itu semua berubah seketikaa
Alamku yang tadinya bahagia
Alam ku yang tadi hijau ceria
Berubah menjadi alam yang merana

Lihatlah apa kau tega..
Melihat rusa rusa yang berlari
Melihat burung-burung yang menangis
Karena mereka kehilangan rumah satu satunya

Alamku sekarang hancur lebur
Bagaikan terkena musibah bencana
Pohon pohon hijau ku hilang
Laut laut biru ku pudar

Apakah kau tega??
Mungkin kau tidak merasa
Sampai kau sadar bahwa
Kau tak bisa memakan harta

~

Semangat Pelajar

 (Karya : Alief Fernanda Al Yarham)

Matahari bersinar lagi
Langit biru tersenyum lebar
Hujan tak lagi turun
Angin menghembus raga sempurna

Semua mata tertuju padanya
Yang memancarkan sinar kegembiraan
Dedaunan muda yang semangat
Senyum dan tawa bersama

Pagi hari ia pergi
Siang ia pulang
Sore dan malam hari ia istirahat

Ia adalah pelajar
Ia para penerus bangsa
Berperang melawan malas
Bersemangat untuk belajar

Terus semangat pelajar
Jangan pernah kau mengenal lelah.
Jangan pernah menyerah
Terus berjuang...